Efek Stimulasi Cahaya Selama
Inkubasi Pada Indikator
Kerentanan Stres Pada Ayam Pedaging
Kerentanan Stres Pada Ayam Pedaging
Latar Belakang
Stress pada ternak sering dialami ayam dikarenakan tidak
mampu melakukan keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kesejahteraan ayam
pedaging akan terganggu jika tingkat kesetresan semakin tinggi. Stressor
memiliki kemampuan untuk mengubah atau merespun hormon hipotalamus ke hipofisa
kemudian ke adrenal. Peningkatan kosentrasi CORT selama embriogenesis juga
telah terbukti menghasilkan ganguan kekebalan tubuh. Selama perkembangan
embrio, kosentrasi corticosteron (CORT) akan mengurangi pertumbuhan dan
meningkatkan sekresi. Perkembangan embrio dipengaruhi oleh suara, suhu,
kosentrasi oksigen, kelembaban dan cahaya. Ayam broiler diinkubasi baik tanpa
cahaya lampu atau konstan memiliki lebih asimesti dibanding ayam yang diberi
cahaya lampu selama 12 jam setiap hari selama inkubasi. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak adanya cahaya yang tepat selama stimulasi perkembangan embrio
dikarenakan stressor yang berpotensi dapat mempengaruhi terhadap tanggapnya
stress akibat asimetri selama pengembangan. Simetri bilateral digunakan untuk
sebagai tolak ukur sebagai kesejahteraan ayam broiler.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menentukan suatu stressor
(inkubasi gelap) yang dapat meningkatkan bilateral asimetri dalam efek yang sama pada tindakan dari
respon stres dan untuk menentukan durasi harian rangsangan cahaya selama
inkubasi.
Hasil Penelitian
Ayam
pedaging yang yang memperoleh cahaya 12 jam selama inkubasi memiliki komposit
asimetri yang kurang jika dibanding dengan ayam pedaging yang tidak memakai
pencahayaan. Ayam
pedaging yang diinkubasi selama 12 jam akan mengakibatkan kurangnya respon imun
humoral antigen dan respon CORT dibanding
dengan ayam yang diinkubasi selama 1-6 jam cahaya. Perbedaan asimetri yang
diberikan akan berkembang secara bertahap sebagai individu yang bereaksi
terhadap stess selama periode pertumbuhan. Ada hubungan antara asimetri dan
respon fisiologis dari hipotalamus – hipofisa – adrenal (HPA).
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa tinggkat CORT
dalam menangapi adanya ACTH menunjukan sumbu HPA tidak adnya pengaruh secara
langsung selama perawatan. CORT yang bernilai rendah dalam kosentrasinya
dikarenakan perubahan fisiologis pada fungsi adrenal namun akan tanggap
terhadap stressor. Adanya kejadiaan ini,
cara untuk menangani yaitu dengan memberikan hormon melatonin yang dapatt
dihasilkan dari sepertiga terakhir
inkubasi sebagai hasil dari ransangan cahaya . caranya dengan mengubah sumbu
HPA selama embriologenesis dan dapat berpontensi individu dapat mudah untuk beradaptasi terhadap stress. Adaptasi yang baik terhadap lingkugan
pemeliharaan akan mengakibatkan CORT yang lebih rendah pada diinkubasi pada
keadaan gelap. Ini dilakukan dengan membangun asimetri sistem saraf pusat dan
perubahan reseptor pada ayam broiler. Kedua respon ini merupakan stimulasi
cahaya selama inkubasi dan dapat mengubah perilaku postat. Lateralisasi cahaya
yang disebabkan dari jalur visual akan mengarah pada perbaikan kemampuan
perilaku pada ayam pedaging.
Penelitian ini diketahui bahwa cahaya untuk anak ayam
yang diinkubasi akan memberikan tekanan lebih sedikit untuk menanggapi
rangsangan. Tingginya kadar CORT terhadap stress yang kronis akan mengurangi
antibodi terhadap antigen. Ayam braoler mampu
menghadang respon imun terhadap antigen asing. Ada 3 komponen yang
mempengaruhi selama penyediaan cahaya selama inkubasi yaitu asemetri bilateral,
respon antibodi dan CORT. Perlunya penelitian tambahan untuk mengetahui respon
antibodi dan CORT dapat mempengaruhi tingkat kestressan pada yam pedaging yang
di inkubasi sehingga dapat mengetahui imbangan cahaya yang sesuai dengan
dibutuhkan.
Relevansi
Penelitian dengan Ilmu Ternak
Dari penelitian tersebut dapat diketahui kesimpulan
mengenai adanya tingkatan persediaan jumlah cahaya selama inkubasi terhadap
tingkat kesetressan pada ayam pedaging. Tingkat CORT yang rendah dalam
menanggapi stressor dapat menunjukkan baik respon stress yang lebih rendah dan
jika berlanjutan akan menjadi kronis. Hasil tersebut dapat menjadi landasan
untuk mengetahui ukuran jumlah waktu kecahayaan yang tepat dalam pemeliharan
ayam pedaging. Sehingga dari dasar tersebut, manajemen dalam pemberiaan cahaya
yang dapat memperbaiki tingkat stress yang diakibatkan dari lingkungan dan dari
keadaan fisiologis ternak yang kurang optimal.
Pendapat secara
keseluruhan
Pencahayaan
saat inkubasi di pengaruhi oleh adanya asimetri dan biasanya asimetri lebih di fakuskan dengan hubungan hitorofil,
rasio limfositdan digunakan untuk mengetahui bibit atau strain. Ukuran yang paling umum dari respon stres
adalah glukokortikoid selama sekresi. Stress terjadi dikarenakan adanya
kekerasan fisik, tranfortasi, dan crating yang mengakibatkan peningkatan
kosentrasi CORT pada ayam. Perkembangan ilmu pengetahuan menuntuk adanya
penelitian lebih mengenai fenomena tingkat stress pada unggas dan ternak
lainnya. Diketahui permasalahan kestressan merupakan dasar yang cukup kuat untuk
dikaji lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar