Selasa, 25 April 2017

cahaya inkubasi ayam


Efek Stimulasi Cahaya Selama Inkubasi Pada Indikator
Kerentanan Stres Pada Ayam Pedaging


Latar Belakang
Stress pada ternak sering dialami ayam dikarenakan tidak mampu melakukan keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kesejahteraan ayam pedaging akan terganggu jika tingkat kesetresan semakin tinggi. Stressor memiliki kemampuan untuk mengubah atau merespun hormon hipotalamus ke hipofisa kemudian ke adrenal. Peningkatan kosentrasi CORT selama embriogenesis juga telah terbukti menghasilkan ganguan kekebalan tubuh. Selama perkembangan embrio, kosentrasi corticosteron (CORT) akan mengurangi pertumbuhan dan meningkatkan sekresi. Perkembangan embrio dipengaruhi oleh suara, suhu, kosentrasi oksigen, kelembaban dan cahaya. Ayam broiler diinkubasi baik tanpa cahaya lampu atau konstan memiliki lebih asimesti dibanding ayam yang diberi cahaya lampu selama 12 jam setiap hari selama inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya cahaya yang tepat selama stimulasi perkembangan embrio dikarenakan stressor yang berpotensi dapat mempengaruhi terhadap tanggapnya stress akibat asimetri selama pengembangan. Simetri bilateral digunakan untuk sebagai tolak ukur sebagai kesejahteraan ayam broiler.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan  suatu stressor (inkubasi gelap) yang dapat meningkatkan bilateral asimetri dalam efek yang sama pada tindakan dari respon stres dan untuk menentukan durasi harian rangsangan cahaya selama inkubasi.

Hasil Penelitian
Ayam pedaging yang yang memperoleh cahaya 12 jam selama inkubasi memiliki komposit asimetri yang kurang jika dibanding dengan ayam pedaging yang tidak memakai pencahayaan. Ayam pedaging yang diinkubasi selama 12 jam akan mengakibatkan kurangnya respon imun humoral antigen dan respon CORT  dibanding dengan ayam yang diinkubasi selama 1-6 jam cahaya. Perbedaan asimetri yang diberikan akan berkembang secara bertahap sebagai individu yang bereaksi terhadap stess selama periode pertumbuhan. Ada hubungan antara asimetri dan respon fisiologis dari hipotalamus – hipofisa – adrenal (HPA).
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa tinggkat CORT dalam menangapi adanya ACTH menunjukan sumbu HPA tidak adnya pengaruh secara langsung selama perawatan. CORT yang bernilai rendah dalam kosentrasinya dikarenakan perubahan fisiologis pada fungsi adrenal namun akan tanggap terhadap stressor.  Adanya kejadiaan ini, cara untuk menangani yaitu dengan memberikan hormon melatonin yang dapatt dihasilkan dari sepertiga  terakhir inkubasi sebagai hasil dari ransangan cahaya . caranya dengan mengubah sumbu HPA selama embriologenesis dan dapat berpontensi individu dapat  mudah untuk beradaptasi terhadap stress.  Adaptasi yang baik terhadap lingkugan pemeliharaan akan mengakibatkan CORT yang lebih rendah pada diinkubasi pada keadaan gelap. Ini dilakukan dengan membangun asimetri sistem saraf pusat dan perubahan reseptor pada ayam broiler. Kedua respon ini merupakan stimulasi cahaya selama inkubasi dan dapat mengubah perilaku postat. Lateralisasi cahaya yang disebabkan dari jalur visual akan mengarah pada perbaikan kemampuan perilaku pada ayam pedaging.
Penelitian ini diketahui bahwa cahaya untuk anak ayam yang diinkubasi akan memberikan tekanan lebih sedikit untuk menanggapi rangsangan. Tingginya kadar CORT terhadap stress yang kronis akan mengurangi antibodi terhadap antigen. Ayam braoler mampu  menghadang respon imun terhadap antigen asing. Ada 3 komponen yang mempengaruhi selama penyediaan cahaya selama inkubasi yaitu asemetri bilateral, respon antibodi dan CORT. Perlunya penelitian tambahan untuk mengetahui respon antibodi dan CORT dapat mempengaruhi tingkat kestressan pada yam pedaging yang di inkubasi sehingga dapat mengetahui imbangan cahaya yang sesuai dengan dibutuhkan.  

Relevansi Penelitian dengan Ilmu Ternak
Dari penelitian tersebut dapat diketahui kesimpulan mengenai adanya tingkatan persediaan jumlah cahaya selama inkubasi terhadap tingkat kesetressan pada ayam pedaging. Tingkat CORT yang rendah dalam menanggapi stressor dapat menunjukkan baik respon stress yang lebih rendah dan jika berlanjutan akan menjadi kronis. Hasil tersebut dapat menjadi landasan untuk mengetahui ukuran jumlah waktu kecahayaan yang tepat dalam pemeliharan ayam pedaging. Sehingga dari dasar tersebut, manajemen dalam pemberiaan cahaya yang dapat memperbaiki tingkat stress yang diakibatkan dari lingkungan dan dari keadaan fisiologis ternak yang kurang optimal.

Pendapat secara keseluruhan
Pencahayaan saat inkubasi di pengaruhi oleh adanya asimetri dan biasanya asimetri  lebih di fakuskan dengan hubungan hitorofil, rasio limfositdan digunakan untuk mengetahui bibit atau strain. Ukuran yang paling umum dari respon stres adalah glukokortikoid selama sekresi. Stress terjadi dikarenakan adanya kekerasan fisik, tranfortasi, dan crating yang mengakibatkan peningkatan kosentrasi CORT pada ayam. Perkembangan ilmu pengetahuan menuntuk adanya penelitian lebih mengenai fenomena tingkat stress pada unggas dan ternak lainnya. Diketahui permasalahan kestressan merupakan dasar yang cukup kuat untuk dikaji lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

recyling

RECYCLING / PEREMAJAAN   PUYUH Peremajaan dilakukan untuk tujuan sebagai meningkatkan   kontinuitas dan efisien produksi. Biasanya...