Minggu, 23 April 2017

ransum temulawak



PENGARUH  PEMBERIAN RANSUM  TEPUNG  TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza coxb) TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN  KAMBING KACANG  UMUR 3-4 BULAN


:
Abstrak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) merupakan salah satu tanaman yang dapat meningkatkan napsu makan dan sebagai obat di dalam pencernaan ternak. Tumbuhan ini memiliki akar tunggal dan arometik dan memiliki kandungan kurkumin 1,6-1,11 % dari berat kering. Pemberian temulawak pada kambing kacang akan memberikan bobot badan lebih tinggi karena daktor dari temulawak yang dapat meningkatkan napsu makan. Peningkatan napsu makan pada ternak karena mempercepat kerja usus halus dan dapat mempercepat pengosongan lambung. Kambing kacang merupakan salah satu kambing asli Indonesia yang memiliki ciri khusus. Temulawak ditambahkan dalam ransum kambing kacang untuk mengetahui tingkat pertambahan bobot badansebelum dan sesudah pemberian ransum tersebut. Metode yang digunakan yaitu dengan membuat perbandingan ransum yang di beri tepung temulawak dengan rasio 0,5 %, 1 % dan 1,5 % dari total ransum dengan mengunakan 16 ekor kambing kacang. Hasil dari gagasan ilmiah ini yaitutingkat pemberian ransum yang paling efesian digunakan untuk meningkatan napsu makan dan peningkatan bobot badan yaitu dengan penambahan tepung temulawak 1 % paling efesian akan mampu meningkatkan bobot badan yang dicampur dengan ransum untuk kambing kacang


PENDAHULUAN

A.                Latar  belakang
            Kambing kacang merupakan kambing khas yang banyak dikembangkan di indonesia untuk menunjang kebutuhan daging yang ada dimasyarakat. Kambing kacang biasanya banyak diternakan petani setempat secara tradisional sehingga produksinya kurang optimal. Keberhasilan pemeliharaan kambing kacang dipengaruhi adanya faktor pakan. Pakan bagi kambing kacang akan menunjang untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, petumbuhan dalam berproduksi dan reproduksi. Usaha untuk mengoptimalkan usaha peternakan tersebut, perlu adanya penyediaan pakan yang cukup sehingga ternak dapat berproduksi dengan baik. Pakan yang diberikan harus memiliki kualitas dan kuantitas yang baik serta diberikan pakan tambahan berupa feed additive.  Peningkatan bobot badan kambing kacang perlu adanya suplemen pakan tambahan yang mengandung protein tinggi. Protein yang ada di pasaran saat ini sangatlah mahal sehingga diperlukan bahan pakan alternatif seperti temulawak.  
            Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) merupakan jenis tumbuhan yang banyak digunakan untuk obat-obatan, biasanya untuk meningkatkan napsu makan. Tanaman ini temasuk dalam anggota Zngiberaceae yang tumbuhnya berada di pulau jawa dan daerah-daerah tertentu. Temulawak memiliki akar tunggal dan bau aromatik serta rasanya pahit. Komponen yang ada pada rimpang temulawak adalah adanya zat kuning yang disebut kurkumin, selain itu juga terdapat protein, pati dan zat minyak atsiri. Temulawak  dalam pemberiannya dengan dihaluskan atau berbentuk tepung sebagai feed additive. Kandungan kurkumin sebesar 1,6 – 2,22 % dari berat kering. Adanya kandungan kurkumin dan zat minyak atsiri menyebabkan temulawak dapat meningkatkan napsu makan pada ternak. Peningkatan napsu makan pada ternak dikarenakan temulawak dapat mempercepat kerja usus halus sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung.  Hal ini akan menimbulkan rasa lapar pada ternak dan dapat menambah napsu makan. Pemberian temulawak pada kambing kacang biasanya dengan dosis 1 %  dan di tandai dengan kenaikan napsu makan serta menaikan pertambahan bobot badan dari kambing kacang tersebut. Temulawak biasanya diberikan dalam bentuk ransum yang di tambahkan dengan bahan pakan lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh ransum tepung temulawak terhadap pertambahan bobot badan kambing kacang.

B.                 Rumusan Masalah

1.                  Bagaimana pengaruh penambahan ransum temulawak terhadap pertambahan bobot badan kambing kacang ?
2.                  Bagaimana cara pembuatan ransum dengan penambahan  temulawak ?
3.                  Bagaimana cara mengetahui taraf penambahan tepung temulawak yang optimal dalm meningkatkan bobot badan kambing kacang ?

C.                 Tujuan  dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) pada ransum terhadap pertambahan bobot  badan kambing kacang  umur 3-4 bulan.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai kegunaan dari tepung temulawak dalam ransum dan pengaruhnya terhadap pertambahan bobot badan kambing kacang. 

TINJAUAN PUSTAKA

            Kambing kacang  merupakan jenis kambing lokal yang dapat beradaptasi dan berproduksi dalam lingkungan daerah yang tropis. Pulau jawa sering dinamakan “kambing kacang”.  Kambing kacang termasuk dalam kelas Mammalia dan spesies capra hircus.  Kambing kacang dapat mencapai dewasa kelamin saat berumur 20-23 minggu. Kambing kacang memiliki karakteristik yang umumnya berbulu putih, hitam, dan coklat. Kambing kacang memiliki tanduk 8-10 cm dan bobot badan 17-30 kg (Haryanto, 2008).  Ciri lain yang dimiliki kambing kacang adalah bulu pendek berwarna tunggal, biasanya berwarna putih, hitam dan coklat. Kambing jantan dan betina sama-sama memiliki tanduk yang melengkung, memiliki janggut pada kambing kacang jantan (Nurmiati, 2014).  Kambing kacang memiliki kelebihan dibanding kambing lain yaitu dapat berproduksi pada lingkungan yang kurang baik. Ukuran tubuh yang relatif kecil dengan laju pertumbuhan bobot badan yang rendah pula (Rahim et al., 2012).
            Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) merupakan spesies tumbuhan yang hidup secara liar ditanah kering maupun basah yang dapat memicu pertumbuhan dan tidak membahayakan bagi ternak (Sufiriyanto dan indradji, 2007). Temulawak merupakan bagian dari spesies kunyit  dan dapt tumbuh dengan ketinggian 2 meter. Stuktur temulawak memiliki tulang daun berwarna ungu tua, rimpangnya berwarna kuning , berbau khas dan cita rasa pahit. Komponen yang ada pada temulawak adalah warna kuning yang disebut kurkumin dimana kandungannya 1,6-2.22 %. Selain itu adanya protein, pati dan zat-zat atsiri (Muqorrbin, 2008). Temulawak merupakan suplemen feed additive yang berperan untuk menambah napsu makan ternak. Minyak kurkumin  dan  zat atsiri dapat berperan untuk merangsang sel hati kemudian dapat meningkatkan produksi empedu  dan sekresi empedu di pencernaan meningkat. Adanya temulawat akan mempercepet pengosongan lambung sehingga rasa lapar akan semakin cepat. Pemberian temulawak pada kambing kacang biasanya dengan dosis 1 %  dan di tandai dengan kenaikan napsu makan serta menaikan pertambahan bobot badan dari kambing kacang tersebut. Temulawak biasanya diberikan dalam bentuk ransum yang di tambahkan dengan bahan pakan lainnya.  Pemberian tepung temulawak pada kambing kacang akan berdampak positik terhadap hati, empedu dan pancreas (Aris et al., 2006).  Pengaruh temulawak terhadap pancreas dapat merangsang sekresi dan berfungsi sebagai penambah napsu makan, mempengaruhi kontraksi dan tonus usus halus dan bersifat bakterisida dan bakteriositik. Minyak atsiri yanga ada di temulawak memiliki bau khas dan rasanya yang tajam srta memiliki zat anti septik.  Minyak atsiri dalam tepung temulawak banyak mengandung kamfer dan mirsen, xanthorizol, kurkumen, p-tolilmetil karbinot, dan arkumen (Afifah dan Tim Lantera, 2003).
            Pertambahan bobot badan harian  dari seekor ternak menjadi tolak ukur untuk mengetahui pakan yang diberikan mempengaruhi pertumbuhan atau tidak.  Penimbangan biasanya dilakukan setiap minggu atau setiap bulan. Adanya pertambahan bobot badan dapat digunakan untuk tolak ukur pengontrolan kecepatan pertumbuhan. Pertumbuhan dinyatakan dengan mengukur kenaikan bobot badan yang dengan mudah digunakan dengan penimbangan berulang-ulang. Pertambahan bobot badan  mencakup pertambahan daging, otot, jantung, otak dan semua jaringan yang terkait dalam tubuh lainnya (Hartanto, 2008). Pertumbuhan ternak yang awalnya lambat kemudian akan lebih cepat  dengan pakan yang diberikan.  Ternak akan mendekati kedewasaan akan menurunkan pertumbuhannya karena sudah berada pada puncaknya. Jika ternak diberikan pakan dalam jumlah banyak maka pertumbuhannya juga cepat dan akan mencapai optimalnya sesuai dengan genetiknya. Pertumbuhan kambing kacang yang tercepat dimulai di lahir sampai berumur 4-5 bulan (Muqorrobin, 2008). Pengukuran dapat dikatakan baik apabila semakin tinggi kenaikan bobot badan perhari makin baik pertumbahannya. Kenaikan bobot badan dapat di capai dengan manajemen pasa saat periode pertumbuhan (Rifat, 2008).

MATERI DAN MOTEDE
A.                   MATERI

Materi yang digunakan dalam penlitian ini yaitu kambing kacang jantan dengan umur 3-4 bulan sebanyak 16 ekor. Kambing kacang memiliki bobot badan diambil pada umur 3-4 bulan. Ransum yang digunakan terdiri dari rumput lapang dan kosentrat serta tepung temulawak. Temulawak di peroleh didaerah  Grobogan yang banyak tak termanfaatkan. Jumlah ransum kambing kacang yang digunakan adalah 3 % BK dari bobot badan. Pakan  diberikan dua kali yaitu waktu pagi (07.00-08.00 WIB) dan sore (16.00-17.00 WIB).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang, kandang yang digunakan adalah kandang panggung individual berukuran 100 x 100 x 75 cm dengan tempat pakan dan minum yang sudah tersedia. Kandang kambing kacang terbuat dari besi yang sudah di desaign sesuai dengan tubuh ternaknya.  Peralatan yang digunakan adalah adalah timbangan digital untuk menimbang pakan dan sisa pakan, menimbang kambing kacang dengan menggunakan timbangan gantung, sabit digunakan untuk memotong rumput lapang agar mempermudah dalam memberikan pakannya, thermometer yang tersedia di dalam dan diluar kandang, sanitasi kandang (sapu, sikat, ember dan sekup), dan lock book untuk mencatat hasil selama penelitian agar datanya dapat akurat.

B.                   METODE

1.                  Persiapan Penelitian

1.                  Persiapan kandang

Kandang yang digunakan untuk tempat tinggal kambing kacang terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan disinfeksi dengan lysol dengan dosis 15 ml / 10 liter air dan semua peralatan kandang dibersihkan agar tidak ditumbuhi jamur atau bakteri

2.                  Persiapan kambing kacang

Kambing kacang  sebelum digunakaan untuk penelitian diberi obat cacing dengan merk Nemasol dengan dosis 375 mg/50 kg BB untuk mengurangi atau menekan populasi parasit dalam saluran pencernaan.

3.                  Penentuan petak kandang

Penentuan petak kandang yang digunakan untuk kambing kacang dengan cara menentukan jarak dan besar petak kandang perlakuan. Biasanya penentuan petak kandang dilakukan dengan cara acak sederhana.

4.                  Pembuatan tepung temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Pembuatan tepung temulawak  dilakukan dengan cara pembersihan. Pembersihan dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan yang masil menempel dari bagian temulawak seperti tanah, kerikil, bagian tanaman lainnya kecuali akar temulawak. Setelah pembersihan, langkah selanjutnya pemcucian untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada temulawak. Pencucian dilakukan sesingkat mungkin agar larutan zat yang ada didalamnya tidak ikut larut. Perajangan dilakukan untuk mengubah bentuk agar menjadi kecil-kecil. Namun perajangan dilakukan dengan melihat perbandingan ukuran, karena akan mempengaruhi kandungan zat yang ada didalamnya, semakin tipis makan kandungan zat yang ada di dalamnya semakin sedikit dan jika terlalu tebal akan sulit menghilangkan kadar air pada saat dilakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk mengawetkan gar bahan dalam keadaan tahan lama. Faktor yang mempengaruhi dalam kualitas tepung untuk proses pengeringan adalah luas permukaan bahan dan aliran udara serta panas. Setelah pengeringan dilakukan penapungan bahan dengan menggunakan alat agar bahan menjadi tepung.
5.                   Pencampuran bahan pakan
Pencampuran bahan pakan yang menggunakan a tepung temulawak yang dicampur dengan konsentrat sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pemberiaanya diberikan antara konsentrat terlebih dahulu dibanding hijauan, sebaliknya perlakuaan selanjutnya pemberiaanya diberikan antara hijauan terlebih dahulu dibanding konsentrat.

2.                  Cara Mengukur :

Pengukuran menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan :
P0 : Hijauan 70% + Konsentrat 30% (kontrol)
P1 : Kontrol + tepung temulawak 0,5% dari total ransum
P2 : Kontrol + tepung temulawak 1% dari total ransum
P3 : Kontrol + tepung temulawak 1,5% dari total ransum 
Masing-masing perlakuan menggunakan 4 kali ulangan dan setiap satu ulangan menggunakan satu ekor  kambing kacang, jadi nanti jumlahnya adalah 16 ekor kambing kacang. Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Perameter yang diamati yaitu dengan membandingkan antara pertambahan bobot badan kambing kacang yang di tambah dengan ransum temulawak dan kambing kacang yang tidak di beri perlakuan pakan tambahan.

·                     Pertambahan bobot badan
Pengukuran pertambahan bobot badan dilakukan dengan cara menimbang ternak pada akhir setelah perlakuan dikurangi sebelum perlakuan dibangi dengan lama pemeliharaan
Rumus:
Pertambahan bobot badan =

3.                  Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian menggunakan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pemeliharaan. Persiapan dilakukan dengan menimbang bobot awal kambing kacang dan adaptasi terhadap lingkungan selama 2 minggu serta pemberian pakan yang akan diberikan. Adaptasi pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan pakan perlakuan.
Tahap pemeliharaan pada kambing kacang dilakukan selama delapan minggu. Jumlah total ransum yang diberikan sebanyak 3% BK dari bobot badan. Pemberian pakan diberikan dengan mencampur tepung temulawak di dalam konsentrat. Pemberian pakan 2 kali dilakukan pada pukul 07.00-08.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB dengan campuran berupa konsentrat yang diberikan terlebih dahulu kemudian baru diberikan rumput lapang, pada pukul sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.
Kegiatan pengumpulan data dari penelitian yaitu dengan menimbang bobot badan kambing kacang, dilakukan setiap dua minggu sekali, mencatat konsumsi pakan dan menimbang pakan yang tersisa selama 24 jam, sampel sisa pakan diambil 10% dari total sisa pakan, kemudian ditimbang serta dianalisis kandungan bahan keringnya.

4.                  Cara Analisa Data

Pengambilan data pertambahan bobot badan harian yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa kovariansi yang di berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah untuk nmengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang telah diamati. Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis variansi.
Model matematika yang digunakan sebagai berikut :

Yij = μ + τi + Σij

Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

μ   : Nilai tengah perlakuan ke-i
τi     : Pengaruh perlakuan ke-i
Σij    : Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

PEMBAHASAN.
            Pakan merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan pertambahan bobot badan ternak. Porsi yang dalam perperan dalam pertambahan bobot badan sebesar 70 %.  Pakan dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan konsumsi tubuh yang meliputi bobot  dan komposisi kimia karkas. Penambahan tepung temulawak diharapkan untuk mempelancar pencernaan, akulmulasi lemak tubuh dan pertumbuhan kambing kacang yang masa pertumbuhan. Menurut penelitian Prayogi (2008) bahwa peningkatan bobot badan akan menghasilkan bobot badan dan menghasilkan persentase karkas.

Temulawak memiliki akar yang dinamakan rimpang, memiliki senyawa kurkuminoid, mineral dan minyak atsiri. Temulawak banyak dibudidayakan karena kandungan yang besar untuk meningkatkan bobot badan. Menurut Reguati (2012) menyatakan bahwa rimpang temulawak mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, dan sejumlah mineral. Pemakaian temulawak sebagai obat akan memberikan respon positif terhadap peningkatan napsu makan.  Penelitian Muqorrobin (2008) menambahkan bahwa minyak atsiri dan kurkumin memiliki kasiat merangsang sel hati dan untuk meningkatkan empedu dan mempelancar sekresi sehingga cairannya akan meningkat. Pemberian temulawak pada dosis 1 % bagi kambing akan meningkatkan napsu makan disertai dengan bobot daging dari kedua ternak.
Pertambahan bobot badan pada kambing akan semakin meningkat dengan pemberian pakan yang memiliki nilai gizi. Menurut penelitian Rifat (2008) dapat dilihat bahwa pemberian temulawak bahwa hasilnya positif  untuk meningkatkan bobot badan disbanding dengan ternak yang tidak di beri temulawak. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa bobot badan akan meningkat dengan  pertambahan temulawak 1 % dan 1,5 % dari bobot badan dalam ransum pakan tidak perpengaruh nyata. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Nizma et al. (2008) bahwa rata-rata pertambahan bobot badan pada hari ke15 yang tidak diberi tambahan temulawak, temulawak 1 % dan temulawak 1,5% masing-masing 0,88 kg, 2 kg dan 4 kg. Pada hari ke 30 penimbangan rata-rata pertambahan berat badan yang tidak diberi tambahan temulawak, temulawak 1% dan temulawak 1,5% masing-masing adalah 1,88 kg, 3,75 kg dan 6,25 kg.  Efek yang diberikan terhadap pertambahan bobot badan sangat signifikan karena rimpang temulawak akan mempercepat usus halus sehingga pengosongan lambung menjadi lebih efektif sehingga napsu makan akan meningkat.

Pemberian temulawak ke kambing kacang  dapat dilakukan dengan dicampur dengan ransung yang dibuat. Perbedaan konsumsi pakan yang berbeda dan kandungan nutrient yang relative sama dalam ransum. Hal ini diperkuat oleh penelitian Muqorrobin (2008) bahwa pertambahan bobot badan harian yang berbeda nyata dikarena konsumsi BK yang berbeda. Hewan yang memiliki konsumsi yang lebih tinggi akan menghasilkan produksi relative akan lebih tinggi disbanding disbanding dengan hewan yang memiliki kapasitas konsumsi yang rendah.  Menurut penelitian Tarmidi (2004) bahwa salah satu komponen nutrient pakan paling penting untuk PBB ternak adalah protein. Penambahan tepung
temulawak sampai taraf 1,5% dari total ransum tidak meningkatkan konsumsi protein, diduga hal ini menjadi penyebab pertambahan bobot badan harian domba lokal jantan yang berbeda tidak nyata.

KESIMPULAN
Gagasan ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa tepung temulawak memeliki senyawa kurkuminoid, mineral dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan bobot badan. Penambahan tepung temulawak pada persentase 1% akan meningkan pertambahan bobot badan kambing kacang selama masa pertumbuhan.

REFERENSI

Afifah, E. dan Tim Lentera, 2003. Khasiat dan manfaat temulawak. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
Aris, S., E. Mirwandhono dan Emmyliam. 2006. Pemanfaatan tepung temulawak  (Curcuma xanthorrhiza roxb) dan molasses dalam ransum terhadap performa ddan income over feed cost (IOFC) itik peking umur 1-56 hari. Jurnal Agribisnis Peternakan. 2 (2) : 67-71
Haryanto. 2008. Pengaruh Penggantian Konsentrat Dengan Daunlamtoro Kering (Leucaena leucocephala) dalam Ransum Terhadap Performan Kambing Kacang Jantan. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebeles Maret. Surakarta.

Muqorrobin, A. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) dalam Ransum Terhadap Performan Domba Lokal Jantan. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebeles Maret. Surakarta.

Nurmiati. 2014. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pertumbuhan Kambing  Kacang yang Dipelihara Secara Intensif. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Raguati. 2012. Supleman mineral blok-plus dalam  pakan ternakkambing peranakan ettawa terhadap pertumbuhan dan status kesehatan. Agrinak. 2 (1) : 36-40.

Rahim, L. R. R., S. Rahma., M. I. A. Dagong, dan I. P Kusumandari. 2012. Keragaman kelompok gen pertumbuhan (GH, GHR, IGF-1, Leptin dan Pit-1) dan hubungannya dengan karakteristik tumbuh kembang dan karkas pada ternak kambing Marica dan Kacang. Skripsi.  Makassar.

Rifat, M. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) dalam Ransum Terhadap Performan Kelinci Lokal Jantan. Fakultas Pertanian, Skripsi. Universitas Sebeles Maret. Surakarta.

Prayogi, P. W. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dalam Ransum Terhadap Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Kelinci Lokal Jantan. Falultas Pertanian . Universitas Sebelas Maret.
Tarmidi, A.R., 2004. Pengaruh Pemberian Ransum yang Mengandung Ampas Tebu Hasil Biokonversi oleh Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Performan Domba Priangan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Hal: 157-163.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

recyling

RECYCLING / PEREMAJAAN   PUYUH Peremajaan dilakukan untuk tujuan sebagai meningkatkan   kontinuitas dan efisien produksi. Biasanya...